WIND TURBINE / TURBIN ANGIN


Dampak pemanasan global merebak....
Pasokan listrik tersendat karena supply energi untuk listrik terhambat....
Jangkauan jaringan PLN terbatas

Jika anda tinggal di daerah ber-angin*
Jika anda adalah pelaku bisnis yang memerlukan energi alternatif
Jika anda pemerhati energi alternatif
Jika anda peduli pada upaya pengurangan dampak pemanasan global

Kami perkenalkan PLTB, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Angin) atau Wind Turbin.
Pembangkit listrik ini memanfaatkan tenaga angin untuk menghasilkan listrik.
Bersih...Aman...Angin gratis dan berlimpah...Ramah lingkungan....

*) Kecepatan angin yang diperlukan rata-rata 18 km/jam. Atau secata visual dapat dilihat dari semua sisi dedaunan pada pohon-pohon disekitar anda bergerak-gerak karena angin. Jika demikian, anda berada pada tempat yang tepat untuk menggunakan PLTB ini.

Wind Turbin atau Turbin Angin

(Wind Turbin atau Turbin Angin) Energi alternatif
Potensi angin di 750 kilometer pesisir Kalimantan Tengah belum tergarap sebagai penggerak pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Padahal, kecepatan angin di pesisir provinsi tersebut 3,5 hingga 5 meter per detik. Angin dengan rentang kecepatan tersebut mampu menggerakkan kincir pembangkit listrik tenaga bayu kecepatan rendah.

”Ada teknologi PLTB kecepatan rendah dari ITB (Institut Teknologi Bandung),” kata Kepala Subdinas Minyak, Listrik, dan Energi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalteng Tomas Sembiring di Palangkaraya. PLTB tersebut, kata Tomas, mampu menghasilkan daya 5.000-10.000 watt. Daya sebesar itu bisa dibagikan kepada sekitar 100 rumah di perkampungan nelayan yang tak terjangkau jaringan PLN.

Proyek percontohan Wind Turbine
Tahun 2009, lanjut Tomas, pemerintah akan membuat proyek percontohan PLTB kecepatan rendah ini di pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, berbatasan dengan Kabupaten Seruyan. ”Kalau hasilnya bagus, tidak menutup kemungkinan PLTB serupa dibangun di kawasan pesisir Kalteng lainnya,” kata Tomas.

Proyek percontohan diperlukan sebab investasi untuk membangun PLTB kecepatan rendah tersebut cukup besar, yakni sekitar Rp 400 juta per unit. Berdasarkan survei, potensi angin berkecepatan 3 hingga 5 meter per detik tersebar di pesisir Kalteng, mulai dari Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Kotawaringin Timur, Seruyan, dan Kotawaringin Barat.
Tomas menuturkan, PLTB kecepatan rendah temuan ITB tersebut mampu mengikuti arah datangnya angin sehingga pada musim angin barat atau angin timur pun PLTB ini akan tetap berfungsi.

Energi listrik hasil PLTB ini dapat disimpan di dalam aki. Bahkan, di Bali, energi dari PLTB dapat pula dijual kepada PLN.

Kompas.com (CAS/BAY/A01)